Tradisi Khanduri Laot Dan Isra Mi’raj di Banda Aceh
Banda Aceh: Lembaga Hukom Adat Laot Panglima Laot, Lhok Kuala Cangkoi, Ulee Lheue Banda Aceh menggelar khanduri laot pada Kamis, 8 Februari 2024. Acara tersebut juga sekaligus memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 27 Rajab 1445 Hijriah.
Kegiatan khanduri laot tersebut dihadiri oleh para nelayan, Kepala Dinas Pariwisata, pejabat pemerintahan Kota Banda Aceh dan para anak yatim serta masayarakat. Dalam acara tersebut pihaknya memasak kuah beulangong untuk dimakan bersama-sama ditemani dengan tarian tarek pukat.
Ratusan warga silih berganti berdatangan untuk menikmati hidangan kuah beulangong yang berpadu dengan lauk pauk lainnya.
Panglima Laot Kuala Cangkoi, Syafa’at, mengatakan khanduri laot merupakan ungkapan rasa syukur para nelayan atas rezeki yang telah diberikan oleh Allah Swt. Selain menikmati hidangan, dalam acara tersebut juga diisi dengan doa bersama dan santunan kepada anak yatim.
“Tradisi khanduri laot ini sudah dilakukan sejak nenek moyang turun temurun yang masih terjaga hingga kini. Acara hari ini kita sekaligus memperingati Isra Mi’raj,” kata Syafa’at.
Dalam adat khanduri laot pihaknya sudah menyurati para panglima laot terkait pemberitahuan pantangan melaut. Dalam surat edaran yang diteken tersebut mengimbau kepada para nelayan terkait pantangan melaut pada tanggal 8 hingga 10 Februari 2024.
“Para nelayan lokal yang ada di kawasan Lhok Kuala Cangkoi dilarang pergi melaut selama 3 hari,” ujarnya.
Surat larangan itu juga dilayangkan ke panglima laot lainnya baik di Aceh Besar, Banda Aceh hingga provinsi, agar tidak dilakukan aktivitas penangkapan ikan di kawasan Lhok Kuala Cangkoi. Pihaknya meminta agar para nelayan menghormati kegiatan khanduri laot tersebut dengan tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan di wilayah yang sudah ditentukan.
“Pantangan ini dilakukan sudah dari turun-temurun, sesuai adat yang diwariskan nenek moyang kita,” jelasnya.
Di kawasan Kuala Cangkoi sendiri, prosesi Khanduri Laot sudah lama sekali tidak digelar. Acara tersebut terakhir kali digelar pada tahun 2013 lalu. Pada tahun 2020 acara tersebut ingin diadakan kembali, namun terkendala Pandemi Covid-19.
Syafaat menjelaskan, para orang tua dahulu mewariskan tradisi Khanduri Laot kepada anak cucu. Dahulu Panglima Laot pada era kesultanan Aceh berfungsi sebagai angkatan laut, namun sejak Aceh bergabung dengan Indonesia, peran tersebut sudah berganti.
Dalam tradisi khanduri laot, masyarakat akan menyantap hidangan berbahan dasar kerbau, bukan sapi maupun kambing. Hal demikian karena secara kiasan bahwa kerbau sering berkerja keras.